Sabtu, 17 Mei 2008

Mencari Ruang Dan tempat

    Salah satu Parpol yang ikut bertanding di arena Pemilu, Partai Demokrat (PD) tak luput dari beriklan. Media cetak maupun eletronik. PD sebagai partai berkuasa, dengan terpilihnya SBY jadi presiden, selalu memajangkan figur SBY pada setiap iklan politiknya. Walaupun pada Pileg ini yang bersaing adalah caleg setiap partai, namun figur yang tak pernah lepas adalah SBY yang disandingkan dengan caleg tersebut.

    Bahkan, di beberapa media, SBY tampil untuk mempromosikan PD dengan slogan “Lanjutkan.” SBY tentu punya modal yang cukup untuk beriklan. Juga, modal yang cukup untuk meraup simpati massa pada PD. Sehingga SBY—sebagaimana diakui salah satu ketua DPP-nya—akan tetap menampilkan sosok SBY pada setiap iklan politiknya.

    Hal yang menarik dari iklan demokrat adalah slogan partai yang terus diucapkan sang figur, yaitu kata “Lanjutkan!” Kata “mantra” tersebut mengingatkan kita dengan pertarungan politik Barack Obama dan Mc Cain. Slogan politik Obama “Yes We Can” diakui dapat memberikan efek psikologis masyarakat yang berharap penuh pada perubahan yang ditawarkan Obama. Slogan tersebut pun dilantangkan dimana-mana.

    Berbeda dengan Obama, tawaran SBY memang bukan perubahan, namun kelanjutan. SBY pun tentu bukan berilan untuk persiapan Pileg saja. Karena esensi dari kelanjutan itu adalah kelanjutan SBY menjadi pemimpin negeri ini. Dengan demikian, apabila PD menang dalam Pileg ini, diasumsikan bahwa SBY pun mendapat peluang yang besar untuk melenggang dalam bursa capres Pemilihan Presiden (Pilpres) mendatang. Namun, apakah kata yang menjadi slogan PD dan SBY itu mampu menjadi sihir bagi masyarakat seperti layaknya slogan Obama?

    Roland Barthes menganalis sebuah iklan pasta berdasarkan pesan yang dikandungnya. Pesan itu yaitu : pesan lingusitik, pesan ikonik yang terkodekan, dan pesan ikonik tak terkodekan (Sobur, 2006 : 118). Dalam kasus iklan politik SBY ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

    Pesan lingusitik. Dalam iklan PD dan SBY, secara denotatif SBY mengatakan “Lanjutkan.” Secara tersurat, wakil Sekjen DPP PD, Marzuki Ali suatu saat mengatakan, maksud ucapan SBY adalah segala yang baik yang telah dilakukan pemerintah itu harus dilanjutkan (oleh siapa pun). Dengan begitu, dapat pula kita katakan hal yang tak baiknya hendaknya tidak dilanjutkan.

    Apabila dicermati, tentu semua orang paham betul maksud slogan tersebut. ‘Lanjutkan” menyiratkan harapan besar SBY dapat melanjutkan kembali kepemimpinannya. Tentu bukan pemerintah yang sekarang menjabat, karena pemerintah saat ini bukan hanya SBY dan PD semata, namun pekerjaan kolektif setiap partai politik yang tergabung dalam koalisi. Jadi, SBY tentu ingin dia kembali terpilih, bukan dia bersama yang lainnya.

    Pesan ikonik yang terkodekan. Hal ini merupakan konotasi visual yang terlihat secara langsung dalam materi iklan. Tak berbeda jauh dengan penjelasan di atas, konotasi pada iklan PD dan Demokrat membawa opini publik bahwa SBY ingin melanjutkan perjalanannya. Dengan materi klaim prestasi SBY. Misalnya, menurunkan BBM tiga kali (yang diucapkan tiga kali), peningkatan kesejahteraan terutama guru (ucapan terimakasih guru berbaju khas warna partai), penurunan angka korupsi dan pantangannya (dengan meneriakkan kata “Tidak”), dan materi iklan lainnya menujukkan PD ingin masyarakat tahu bahwa prestasi tersebut adalah berkat kepemimpinan SBY.

    Pesan ikonik tak terkodekan. Istilah Barthes terakhir ini menunjuk denotasi harfiah, pemahaman langsung dari gambar dan pesan dalam iklan, tanpa mempertimbangkan kode sosial yang lebih luas.

    Sebuah survey yang dilakukan oleh Indonesian Research and Institute (IRDI) pada awa tahun 2009, menyatakan bahwa iklan politik PD dan SBY menempati urutan pertama sebagai iklan politik terbaik. Salah satu indikatornya, tentu penggunaan slogan yang tak mudah lekang di ingatan masyarakat tersebut. Namun sekarang masyarakat tinggal menunggu waktu untuk dapat mempergunakan hak pilihnya pada Pileg dan Pilpres mendatang. Mampukah iklan PD dan SBY menghipnotis masyarakat? Apakah SBY benar-benar bisa lanjutkan? Kita tunggu saja